Inventory and Identification of Natural Dyes of Ikat Woven Fabrics at Sanggar Bliran Sina Watublapi
Main Article Content
Abstract
The aim of this research is to find out kinds of plants that produce natural dye toward traditional woven, part of the plant that used in the process of producing natural dye traditional woven from the plant in Bliran Sina workshop, Watublapi. The research is held on Watublapi on April 13th until June 13th 2021. The approach of this study was descriptive qualitative method with the step of gathering information with explorative survey technique, observation, interview, and documentation. Based on the result of the research found 9 various plants that used as the resources of natural dye for the traditional woven such as Manggoo plant (Mangifera Indica L), Mas Candle(Pachystachys lutea Nees), Tarum (Indigofera tinctoria L), Runner bean (Phaseolus ceccineus L), Mahogany (Swietenia mahoni L), Katuk (Sauropus androgynus L) Noni Plant (Morinda citrifolia L), Greedy (Symplocos fasciculata Zoll), and Tumeric (Curcuma domestic Val) also 3 additional plants that is used in the oiling process before the thread smeared with the natural dye like papaya (Carica papaya L), Candlenut (Aleurites molucana L), Angel’s Trumpet (Bignonia capreolata L). parts of the plants that used for natural dye are the roots, leaves, cortex, and rhizome. Most part of the plants that being used is leave which is 65% and the cortex is 22%, and the part of the plant which is less used are rhizome and the roots which is 11% each. The step of the process is done in different way such as pounded, submerged, and cooked. Based on the process that have been done there are 11 color have been produced such as; black, dark blue, light blue, yellow, light green, dark green, dark brown, light brown, and yellowish red, pink, and red. Those are homemade natural dye
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Akhsa, et al (2015). “Studi Etnobiologi Bahan Obat-Obatan Pada Masyarakat Suku Taa Wana Di Desa Mire Kecamatan Ulubonga Kabupaten Tojo Una Una Sulawesi Tengah”. Jurnal Biocelebes.9, (1): 5872
Berlin, SW. et al (2017). “Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pewarna alami oleh Suku Dayak Bidayuh di Desa Kenaman Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau”. Protobiont,6, (3), 303-309.
Bunawan, H. et al (2015). Sauropus androgynus (L.) Merr. induced bronchiolitis obliterans: from botanical studies to toxicologi. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. Article ID 714158: 1-7.
BPOM RI. (2008). Taksonomi Koleksi Tanaman Obat, Kebun Tananam Obat
Chayanath, N. (2002). “Sorasa Lhieochaiphant and Sure Phutrakul. “Pigmen Extration Techniques from the Leaves of Indigofer tinctoria Linn. and Baphicacanthuscusia Brem. and Cheminal Structure Analysis of Their Major Components”. CMU Journal, 1, (2), 149-160
Dima, P.P. (2007). Kajian budaya kain tenun ikat Sumba Timur. Program PascasarjanaUniversitas Kristen Satya Wacana dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur.
Djauharia, E. dan Rosman, R. (2006). Status Perkembangan Teknologi Tanaman Mengkudu, Tanaman Obat dan Aromatik: Balai Penelitian
Elevitch, C.R. dan Manner, H.I. (2006). Traditional tree initiative: Species profiles for Pacific Islands agroforestry. http://www.agroforestry.net/tti/Aleurites-kukui,pdf (20 juli 2021)
Hairiani, H. (2018). Spesies pohon di pesisir Pantai Tabanio, Kalimantan Selatan. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL LINGKUNGAN LAHAN BASAH, 3, (1).
Hariri, M.R. (2016). Keragaman Genetik Tarum (Indigofera tinctoria L) di Pulau Jawa dan Madura Sebagai Batik Pewarna Alami Berdasarkan Marka Inter-Simple Sequence Repeats. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Hadi, D.S. (2011). Aluminium Leves On Leaves Bark, And Root of Two Loba Spesies: Loba Wawi (Symplocos faciculate Zoll) And Loba Manu (Symplococus cochinchinensis Lour.). Paper Presented at International Conference of Indonesia Forestry Researchers (INAFOR). Bogor
Hakim, et al (1999). “Zat Warna Alami: Retrospek dan Prospek”. Disampaikan pada Seminar Bangkitnya Warna-Warna Alam. Yogyakarta: Jurusan FMIPA, ITB, Bandung
Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia, II, Yayasan Sarana wana Jaya: Diedarkan oleh Koperasi Karyawan, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta.
Hidayat, dan Saati, (2006), Membuat Pewarna Alami: Cara Sehat dan Aman Membuat Makanan dari Bahan Alami, Trubus Agrisarana, Surabaya
Hutajulu, T.F. (2008). “Proses ekstrasi zat warna hijau klorofil alami untuk pangan dan karakterisasinya”. Jurnal Riset Industri. 13, (1), 44-45.
Kartikasari, E. dan Susiati, Y.T. (2016). “Pengaruh FIiksator pada Ekstrak Daun Mangga Dalam Pewarnaan Tekstil Batik Ditinjau dari Ketahanan Luntur Warna Terhadap Keringat”. Jurnal SCIENTECH, 2, (1), 136-143.
Kartikawati, S.M. dan Wulandari, R.S. (2019). Natural Dye Plants for Traditional Weaving in Sintang and Sambas Regencies, West Kalimantan. Media Konservasi
Kant, R. (2012). “Textile Dyeing Industry an Environmental Hazard”, Open Access journal Natural Science, 4(1), Aticle ID :17027, 5 pages, DOI: 10.4236/ns.2012 .41004.
Langgar, A. (2014). Kain tenun NTT, selayang pandang. Diunduh 22 Juni 2014 dari http://www.adhylanggar.info/id/kain-tenunNTT-selayang-pandang
Lemmens, R.H.M.J. dan Wulijarni-Soetjipto, N. (1992). Plant resources of South-East Asia No.3. Dye and tanninproducing plants. Wageningen, The Netherlands.
Lestari, A. A. et al (2018). “Pemanfaatan Tumbuhan Penghasil Warna Alami Untuk Tenun Ikat Oleh Suku Dayak Iban di Dusun Tekalong dan Dusun Kelawik Kapuas Hulu Kalimantan Barat”. Jurnal Hutan Lestari.
Marnoto, T. et al (2012). Ekstrasi Tanin sebagai Bahan Pewarna Alami dari Tanaman Putri Malu (Mimosa pudica) Menggunakan Pelarut Organik. Reaktor. 14, (1), 9-45
Muflihati, et al (2014). Perubahan Warna Kayu Jabon Terwarnai Ekstrat Kulit Kayu Samak (Syzygium inophyllum). J. Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 12, (1), 11-19
Murniati, M. dan Takandjandji, M. (2016). Analisis usaha tenun ikat berbasis pewarna alam di kabupaten sumba timur: kasus di kecamatan kambera dan umalulu. Dinamika Kerajinan dan Batik
Muhlisah, F. dan Sapta H.S. (1999). Sayur dan Bumbu Dapur Berkhasiat Obat. Cetakan 4. Jakarta: Penebar Swadaya
Pujilestar, T. (2015). “Sumber Dan Pemanfaatan Zat Warna Alam Untuk Keperluan Industri”. Jurnal Dinamika Kerajinan dan Batik, Vol. 32, No. 2.
Purnawan, B.I (2006), Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Rini, S. et al (2011). Pesona Warna Alami Indonesia. Jakarta: Yayasan Keanekaragaman Indonesia
Rhofur, M.A. et al (2019). Studi Etnobotani Pewarna Alami Batik Jambi Di Kelurahan Jelmu Kecamatan Pelayangan Kota Jambi (Doctoral dissertation, Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi)
Rukmana, R. dan Indra M.H. (2003). Katuk, Potensi dan Manfaatnya. Kanisius. Yokyakarta
Sada, Mariana. (2016). Sumber daya hayati dalam upacara adat di kecamatan Jerebu’u kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tesis. Tidak dipublikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Santoso, B.B. dan Hariyadi. (2008). Metode Pengukuran Luas Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). MAGROBIS-Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian ISSN No.1412-0828. Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong-KALTIM. 8, (2), 17-22.
Setiawan, A. P. (2003). Potensi Tumbuh-Tumbuhan bagi Penciptaan Ragam Material Finishing untuk Interior, Demensi Interior. 1: 46-60
Setiawan, B. dan Suwarningdyah, R.R.N. (2014). Strategi pengembangan tenun ikat Kupang, Provinsi Nusa Tengagara Timur. Pusat Penelitian.
Sutara, et al (2016). Jenis tumbuhan sebagai pewarna alam pada perusahaan tenunyang ada di kecamatan blahbatuh kabupaten gianyar. 1-36.
Setiawan, B. dan Suwarningdyah, R.R.N. (2014). Strategi pengembangan tenun ikat Kupang, Provinsi Nusa Tengagara Timur. Pusat Penelitian
Stenis, V. (2006). Flora, Jakarta:PT Pratnya Pramita
Suprapti M.L. (2005). Aneka Olahan Pepaya Menta dan Mengkal. Kanisius. Yogyakarta.
Takandjandji, M. dan Murniati, (2015). “Tingkat Pemanfaatan Tumbuhan Penghasil Warna Pada Usaha Tenun Ikat Di Kabupaten Sumba Timur”. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 12, (3), 223-237.
Thomas, M.et al (2013). “Pemanfaatan Zat Warna Alam dari Ekstrak Kulit Akar Mengkudu (Morinda citrifolia Linn) pada Kain Katun”. Jurnal Kimia. 7, (2), 119-126
Pujilestari, T. (2015). “Sumber Dan Pemanfaatan Zat Warna Alam Untuk Keperluan Industri”. Jurnal Dinamika Kerajinan dan Batik, 32, (2), 93-106.
Prayitno, T. (2010). Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun. Semarang: PT. Sindu Press.
Visalakshi, M. dan Jawaharlal, M. (2013). “Healthy Hues-Status and Implication in Industries – Brief Review”. Journal of Agriculture and Allied Sciences, 3, (2), 42-51.
Yernisa, et al (2013). “Aplikasi Pewarna Bubuk Alami dari Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) pada Pewarnaan Sabun Transparan”. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 23, (3), 190-198.
Widayanti, F. (2008). Pemintalan Benang Hingga Menjadi Kain dan Baju. Klaten: Sahabat.