Ability of Moringa Ore (Moringa Oleifera) As Biosorbent in Used Cooking Oil Processing

Main Article Content

Susana Buluk
Kristina Tresia Leto
Kartini Rahman Nisa

Abstract

The results of this study stated that the use of activated moringa ore biosorbents had a great influence on the quality of cooking oil both physically and chemically. The results of data analysis based on variations in contact time and dose variations can show that free fatty acid levels have decreased but are not in accordance with the stipulated SNI, namely 0.17%. Activation of Moringa ore using Sodium Hydroxide (NaOH) can reduce the levels of free fatty acids in used cooking oil. Variation of biosorbent contact time can affect the decrease in fatty acid levels, which occurs at the optimum contact time of 90 minutes, the free fatty acid percentage of 0.17% is not in accordance with SNI. Variations in biosorbent doses can also affect the increase in free fatty acid levels, namely the optimum dose of 1.00-gram percentage of free fatty acids decreased by 0.17% not according to SNI. Variations in contact time and variations in optimum doses of biosorbents can also affect color organoleptic tests and the smell of used cooking oil. Where the results of each respondent's statement that 95% of the refined oil using Moringa ore biosorbent are similar to new cooking oil, namely with a bright yellow color. The method used in this study is a quantitative method by conducting experiments on the subjects to be studied and used as a reference for finding and obtaining data directly through observation or experimentation

Article Details

How to Cite
Buluk, S., Leto, K. T., & Nisa, K. R. (2023). Ability of Moringa Ore (Moringa Oleifera) As Biosorbent in Used Cooking Oil Processing. Jurnal Riset Ilmu Pendidikan, 3(2), 54–64. https://doi.org/10.56495/jrip.v3i2.352
Section
Articles

References

Aminah, Krisnadi, Tilong, Yanis, Nurhasnawati. 2015. Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor. Buletin Pertania Perkotaan. Vol. 5(2): 35-44.

Bath, Yameogo, Haryadi. 2012. Penggunaan Tanah Bentonit sebagai Adsoben Logam Cu. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 1(1): 1-4.

Bertus, dkk 2017. Karakterisasi FTIR Poliblend Adsorbend Serbuk Biji Buah Kelor dan Cangkang Ayam Ras untuk Pengolahan Air Gambut di Daerah Palu Barat. Chemical Cross-Linked Chitosan Beads. Chemosphere.Vol. 50(1): 1095-1105.

Dahlan, M.H., dkk, 2013. Penggunaan Karbon Aktif dari Biji Kelor dapat Memurnikan Minyak Jelantah. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 19 (3): 44-53.

Fitriani. 2018. Pemurnian Minyak Goreng Bekas Menggunakan Adsorben Biji Alpukat Teraktivasi. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA. Vol. 9(2): 65-75.

Nasir, Misra (2014). Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang Kepok (Musa Normalis) Sebagai Adsorben untuk Menurunkan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Minyak Goreng Bekas. Natural Science, Vol. 3 (1), 18 30.

Nurul, L dkk. 2016. Pembuatan Biodiesel dengan Cara Adsorpsi dan Transesterifikasi dari Minyak Goreng Bekas. Jurnal Penelitian dan Pengembangan. Vol. 2 (1): 71-80.

Nurmayanti, V. dan Hastuti, E., 2014. Karakterisasi Sifat Fisis Membran Polimer Matrik Komposit (Pmc) dari Karbon Aktif Tempurung Kelapa untuk Adsorpsi Logam Berat pada Minyak Goreng Bekas. Jurnal Neutrino.

Octarya, Z dan Fernando, A., 2016. Peningkatan kualitas Minyak Goreng Bekas dengan Menggunakan Adsorben Arang Aktif dari Ampas Tebu yang Diaktivasi dengan NaCl. Jurnal Photon. Vol. 6 (2): 139-148.

Pakiding, L.M, dkk, 2014. Aktivasi Arang Tempurung Kelapa dengan Zncl2 dan Aplikasinya dalam Pengolahan Minyak Jelantah. Jurnal of Natural Science. Vol. 3(1): 47-54.

Rahayu, L.H, dkk 2014. Potensi Sabut dan Tempurung Kelapa Sebagai Adsorben untuk Meregenerasi Minyak Jelantah. Jurnal Momentum. Vol. 10(1): 47-53.

Saragih, Muallifa, Taufiq, Kusnandari 2008. Pemurnian minyak goreng bekas arang aktif biji kelor dan penentuan angka asam dan (FFA) pada minyak goreng bekas. Jurnal kimia. Vol 2(1): 30-42.

Feri, Ramdja, 2010. Penjernihan minyak jelantah, FFA, Angka asam pada minyak jelantah. Jurnal Kimia. Vol. 50(3): 174 – 199).

Arnas, Ika., Dkk. 2010. Pengaruh Suhu Interaksi Minyak Goreng Bekas dengan Menggunakan Karbon Aktif Biji Kelor Terhadap Angka Iodin dan Angka Peroksida. Universitas Islam Negeri: Malang.

Riko, p. 2013. Pemanfaatan bijih kelor sebagai koagulan pada proses koagulasi Limbah cair industry tahu dengan menggunakan Jar Test. Medan: Universitas Atma Jaya.

Hidayat, S. 2006. Pemberdayaan masyarakat bantaran sungai lematang dalam menurunkan kekeruhan air dengan bijih kelor (Moringa Oleifera) sebagai upanya pengembangan proses penjernihan air. Disertai, Program pasca serjana, UM.

Yuliastri, I. 2010. Penggunaan serbuk bijih kelor (Moringga Oleifera) sebagai koagulan dan flokulan dalam perbaikan kualitas air limbah dan air tanah. Laporan penelitian. Jurusan teknik kimia. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ayu, D.F. dan Farida, H. H 2010. Evaluasi sifat fisiko kimia minyak goreng yang digunakan oleh pedagang makanan jajanan di kecamatan Tampan kota Pekanbaru. Sagu vol. 9(1):4-14.

Suryani A. M. 2009. Pemanfaatan tongkol jagung untuk pembuatan arang aktif sebagai adsorben pemurnian minyak goreng bekas. Skripsi Institut Pertanian Bogor.

Yustinah, Hartini dan Zuliani. 2015. Pengaruh kosentrasi aktivator NaOH pada proses pembuatan arang aktif terhadaap kualitas minyak goreng bekas setelah pemurnian. Prosiding Seminar Nasional Saains dan Teknologi Fakultas Teknik Universita Muhammadiyah. Jakarta. ISSN 1693-4393.

Abdullah, dkk. 2007. Pengaruh gorengan dan intensitas penggorengan terhadap kualitas minyak goreng. Jurnal pilar sains. Vol 6 (2): 45-50.

Susinggih Wijana, Arif Hidayat, Nur Hidayat, 2005. Mengolah minyak goreng bekas. Jakarta: Penerbit Ul-press.

Cantika Y. 2008. Perbaikan mutu minyak goreng bekas dari restoran siap saji menggunakan arang aktif dengan kosentrasi berbeda. Skripsi Fkultas Pertanian Universitas Riau pekanbaru